Ramuan

Translate

Selasa, 30 Juli 2013

Makanan Yang Harus Dihindari Saat Berbuka Puasa

Setelah berpuasa seharian penuh dari sebelum terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari selama sekitar 13 jam pasti kita tergiur untuk menyantap hidangan berbuka yang enak, gurih, hingga santapan yang segar-segar. Padahal dari makanan tersebut banyak yang kurang baik bagi sistem pencernaan kita. Berikut ini beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa nanti:

  • Minuman dingin.
Minuman dingin yang kita konsumsi saat berbuka puasa dapat menyebabkan radang tenggorokan. Setelah setengah harian lebih (sekitar 13 jam) berpuasa, tenggorokan kita akan kering. Jika tiba-tiba tenggorokan dialiri cairan dingin, maka akan terjadi luka pada tenggorokan kita. Cairan dingin ini akan menyayat dinding-dinding tenggorokan kita yang masih kering kerontang sehingga dapat menyebabkan radang.
  • Minuman bersoda.
Minuman bersoda kurang baik untuk diminum saat berbuka karena akan memicu dehidrasi, sakit maag, dan perut kembung. Hal ini disebabkan perut kita yang masih kosong setelah berpuasa langsung diisi oleh cairan bersoda yang menyebabkan perut kita penuh sesak dengan gas karbonat dan perut menjadi kembung. Gas soda ini juga dapat bereaksi di lambung dan menyebabkan asam lambung kita bertambah banyak sehingga mengakibatkan sakit maag.
  • Makanan pedas.
Lagi-lagi mengenai lambung. Makanan pedas dapat langsung mengaktifkan asam lambung sehingga kadarnya meningkat akibat lambung masih kosong ketika berpuasa sehingga bisa terjadi sakit maag. Makanan pedas juga dapat melukai dinding lambung sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.
  • Makanan bersantan dan gorengan.
Dalam keadaan perut yang masih kosong, makanan bersantan dapat menyebabkan sembelit. Sementara makanan yang digoreng dengan minyak dapat membuat asam lambung meningkat. Hal ini disebabkan oleh kandungan minyak pada gorengan sukar dicerna oleh lambung.
  • Keju, cokelat, kopi, dan teh.
Banyak diantara kita yang tidak menyangka bahwa makanan manis & nikmat seperti coklat & keju harus dihindari saat berbuka puasa. Keduanya perlu dihindari karena sulit dicerna oleh lambung, apalagi saat kondisi lambung masih kosong. Akibatnya, perut kita akan menjadi kembung. Selain itu, kopi & teh juga perlu dihindari karena memiliki kandungan kafein yang tinggi dan kurang baik untuk lambung karena kafein dapat menyebabkan asam lambung bertambah banyak sehingga membuat kita mual.
  • Buah yang memiliki kandungan asam yang tinggi.
Buah dengan kandungan asam yang tinggi juga membuat asam lambung meningkat sehingga lambung menjadi terasa sangat perih.
Itulah jenis-jenis makanan yang harus dihindari saat berbuka puasa. Semoga informasi ini bisa memberikan petunjuk bagi kita semua sehingga saat berbuka puasa nanti, lambung dan pencernaan kita tetap terawat dengan sehat. Selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan ibadah puasa. :)

Jumat, 26 Juli 2013

-Undian Berhadiah Buku Gratis dari Kick Andy-


Kick Andy, sebuah acara talkshow di siaran televisi Metro TV. Hadir di layar kaca setiap hari Jum'at malam dan hadir pula tayangan ulangnya pada hari Minggu siang. Acara yang didalangi oleh Andy F. Noya ini menghadirkan kisah-kisah nyata yang informatif, edukatif, dan inspiratif bagi para pemirsanya. Kita bisa menyaksikan tayangan Kick Andy ini dari layar kaca ataupun datang ke studio Metro TV untuk menyaksikan proses rekaman acara ini secara langsung. Keuntungan bagi yang datang menonton ke studio yaitu kita bisa melihat Andy F. Noya dan narasumber secara langsung (ya iyalah namanya juga datang langsung, hehe). Selain itu kita juga bisa mendapatkan buku best seller yang bermutu secara gratis dari acara ini.

Bagi yang ingin mendapatkan buku best seller gratisan tapi tidak bisa datang ke studio untuk menyaksikan acara Kick Andy janganlah berkecil hati, karena kita juga masih memiliki peluang untuk mendapatkan buku tersebut. Caranya pun sangat mudah, hanya dengan bermodalkan koneksi internet kita bisa mengikuti undian berhadiah buku gratis ini. Cukup dengan mengunjungi halaman website Kick Andy di www.kickandy.com kita bisa mendaftarkan diri kita dalam undiah berhadiah buku gratis ini. Sebelum mengikuti undian ini terlebih dahulu kita harus melakukan registrasi untuk bisa login dan mengikuti undian. Setelah login barulah kita bisa mendaftarkan diri kita dalam undian. Buku yang disediakan dalam undian berbeda-beda tiap minggunya dan kita bisa melihat buku apa yang akan diundikan di halaman website Kick Andy.

Dua minggu yang lalu, ibu saya di rumah mendapatkan kiriman paket. Kiriman paket itu ternyata berasal dari Kick Andy yaitu berupa sebuah buku. Saat menerima paket ini kita tidak dibebankan biaya sepeser pun (namanya juga gratis :P), hanya cukup dengan memberikan tanda tangan sebagai bukti bahwa paket tersebut telah diterima. Saya pun sangat gembira mendengar kabar tersebut. Awalnya saya mengikuti undian ini hanya untuk "iseng-iseng berhadiah" dan tidak terlalu banyak berharap dari undian ini karena hanya tersedia 50 buku bagi 50 orang dengan jumlah peserta undian yang jumlahnya pasti lebih dari 50 orang. Namanya juga iseng, jika menang ya alhamdulillah bisa dapat buku gratis dan jika belum menang pun tidak masalah karena tidak keluar biaya satu peser pun dan tidak menyita banyak waktu dalam mengikuti undian ini. Pada kesempatan kali ini saya merasa sangat sangat beruntung karena baru dua kali mengikuti undian bisa langsung mendapatkan buku dari Kick Andy (mungkin juga ini efek dari berkah di bulan Ramadhan, alhamdulillah). Saat kiriman paket tersebut tiba di tangan saya, jari jemari saya reflek bergerak sendiri tidak sabar ingin melihat buku apa yang saya dapatkan karena saya tidak ingat undian buku apa saja yang saya ikuti meskipun itu hanya dua kali undian --". Dan ternyata buku yang saya dapatkan yaitu buku Enchantment - Seni Mengubah Hati, Pikiran, dan Tindakan.



Enchantment - Seni Mengubah Hati, Pikiran, dan Tindakan


Kiriman paket dari Kick Andy
Masih merasa belum percaya dengan apa yang saya dapat hanya dengan dua kali ikut undian, saya pun langsung bergegas mengunjungi halaman web Kick Andy untuk melihat daftar nama pemenang. Saya pun mulai membuka halaman arsip pemenang undian buku di bagian buku Enchantment.

Halaman Arsip Pemenang Undian Buku
Ternyata nama saya tercantum sebagai salah satu pemenang dari daftar 50 orang yang berhasil mendapatkan buku Enchantment ini.


Daftar nama pemenang undian buku Enchantment
Setelah buku tersebut dibuka, didalamnya terdapat tanda tangan Andy F. Noya.

Bagian dalam buku yang ditandatangani Andy F. Noya
Saat diteliti lebih dekat tanda tangan tersebut hanya berupa cap stempel. Cukup masuk akal juga karena sangat melelahkan untuk bisa menandatangani semua buku undian yang jumlahnya sangat banyak itu, hehe.

Tanda tangan Andy F. Noya
Akhir kata, saya hanya bisa berucap syukur alhamdulillah atas buku yang diberikan oleh Kick Andy kepada saya dan akan saya manfaatkan buku itu sebaik-baiknya. Saya juga masih akan terus mencoba mengikuti undian buku gratis lagi, semoga saja masih bisa menambah amunisi bacaan tanpa mengeluarkan biaya. Bagi yang ingin mendapatkan buku gratisan bisa "iseng-iseng" ikut daftar di undian buku Kick Andy ini.



Bersama teman naik bis.
Berwisata ke kota Bandung.
Ayo ikut undian berhadiah buku gratis.
Semoga kalian beruntung :)

Selasa, 02 Juli 2013

-Petualangan Kecil di Ibukota Megapolitan (Part 2)-




Sudah lama tidak pernah membuka blog ini dan tangan ini terasa gatal untuk memukul tuts keyboard. Pasti banyak yang kangen ingin membaca kelanjutan cerita disini :P. Langsung saja saya lanjutkan ke bagian cerita di bawah, hehe.

Petualangan Megapolitan selanjutnya merupakan pengalaman saya mengikuti serangkaian pertempuran tes di PT.Saipem. Kali ini saya mengunjungi kantor Saipem yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Sehari sebelumnya saya menginap di rumah teman saya yang bernama Tresnadi di daerah Pasteur, Bandung. Pagi harinya setelah menunaikan ibadah shalat Subuh kami berlima (Tresnadi Prabowo, Teguh Binarto, Fauzan Ramadhan, Yvezz Ibrahimma, dan saya) berangkat menuju Jakarta menunggangi kuda besi milik Tresnadi. Titik awal perjuangan kami dimulai dari pintu gerbang tol Pasteur - Bandung.

Sebelum menerjang tes di Jakarta kami telah menghadapi rintangan yang cukup berat, salah satunya yang sangat terkenal di kalangan semua orang yaitu KEMACETAN! Tiada hari tanpa kemacetan, itulah Jakarta. Dari tol Cikampek setelah keluar tol Cipularang rintangan ini mulai meradang di jalanan yang panjangnya bisa diperkirakan mencapai puluhan kilometer. Rintangan semakin berat karena kuda besi yang kami tunggangi terkena wabah kekurangan angin sehingga kami harus singgah di saung peristirahatan untuk mengobatinya. Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 9.30 dengan berjalan seperti cicak dan tiba di kantor Saipem sekitar jam 10 kurang. Alhasil kami terlambat 1 jam dari jadwal tes yang mengakibatkan waktu pengerjaan soal-soal tes berkurang bagi kami. Untuk kronologis tes Saipem telah saya alirkan alur ceritanya disini. Selesai tes di sore hari, kami pun kembali pulang ke Bandung dengan menunggangi kuda besi milik Tres dengan pergantian pemain, Yvezz digantikan oleh Luthfaldi Idfar.

Bagian dalam Atrium Setiabudi
Perjuangan dalam pertempuran tes di Saipem ini belum berakhir. Kali ini saya dipanggil kembali untuk mengikuti interview di tempat yang sama dari lokasi tes sebelumnya. Perjalanan kali ini saya tempuh sebagai seorang single fighter karena jadwal interview bagi tiap peserta tidaklah sama. Saya mendapat jadwal interview jam 9 pagi dan peserta lainnya mendapat jadwal interview di lain hari. Sehari sebelumnya lagi-lagi saya menginap di tempat saudara pacar saya yang berada di daerah Jakarta Timur. Pagi harinya saya berangkat dengan menggunakan moda transportasi umum busway menuju daerah Kuningan di Jakarta Selatan. Hanya dengan selembar uang dua ribu rupiah (harga khusus di jam 05.00-07.00) kita bisa menuju halte tujuan yang kita inginkan dan bahkan bisa menjelajahi kota Jakarta dengan menunggangi paus darat ini. Dari perjalanan ini saya hinggap dari satu halte ke halte lainnya hingga halte tujuan terakhir saya yaitu halte Kuningan Madya. Di tengah perjalanan tepatnya di halte transit Matraman saya kembali menemukan rintangan. Saat itu jam hampir menampakkan wujud angka 8 dan busway legendaris tak kunjung datang. Lonjakan penumpang pun terjadi hingga saya harus mengantri dan berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Setelah busway tiba di depan halte pun saya tidak bisa langsung masuk ke dalam bus karena di dalam bus telah penuh sesak dengan banyaknya penumpang sehingga hanya sedikit orang yang bisa masuk ke dalam bus. Akhirnya setelah menunggu sekian lama, busway berikutnya tiba dan saya bisa masuk ke dalam dengan suasana hiruk pikuk sesak dan penuh padat karena jumlah penumpang sangat jauuuuh berbanding terbalik dengan busway :P. Kemudian perjalanan dilanjutkan hingga menuju halte transit terakhir yaitu di halte Dukuh Atas. Dari halte transit ini saya masih harus menunggu bus bergambar Elang Bondol kembali untuk menuju tujuan terakhir saya ke kantor Saipem yang terletak di dekat halte Kuningan Madya (saya tahu informasi halte ini dari teman saya yang bernama Zico Umri). Untungnya saat menaiki busway terakhir ini suasana di dalam bus tidak separah kondisi busway di halte Matraman sehingga saya masih bisa menghirup oksigen di dalam bus. Karena saya lupa memperhatikan rambu-rambu halte tempat pemberhentian bus, maka halte Kuningan Madya terlewatkan oleh saya. Akhirnya saya turun di halte setelah Kuningan Madya yaitu halte Karet Kuningan. Berhubung waktu itu jam sudah hampir menunjukkan pukul 9 kurang, saya pun keluar dari halte Karet Kuningan dan berjalan kaki menuju Atrium Setiabudi tempat kantor Saipem berada. Ternyata jarak halte Karet Kuningan ke tempat Saipem cukup jauh juga setelah saya merasakannya dengan kaki saya sendiri. Selanjutnya saya mulai berjuang di bagian interview.


Setelah pertarungan saya selesai saya menyempatkan diri untuk melakukan shalat Jum’at di gedung Bakrie dekat kantor Saipem. Setelah itu saya melakukan perjalanan pulang ke Bandung. Berhubung saya belum memesan travel untuk pulang ke Bandung, saya pun mencoba mengecek travel terdekat dari Saipem yang berada di Pasar Festival. Travel yang berada di Pasar Festival ini yaitu travel X-Trans. Lagi-lagi saya berjalan kaki untuk menuju Pasar Festival karena tempatnya terlalu dekat untuk dijangkau dengan busway meskipun jaraknya lebih jauh sedikit dibandingkan dengan jarak halte Karet Kuningan menuju Atrium Setiabudi. Setibanya di pool travel saya langsung menanyakan travel yang berangkat ke Bandung pada hari itu juga dan alhasil semua jadwal travel yang menuju Bandung dari tempat tersebut full booked alias sudah penuh. Setelah itu saya mulai beranjak pergi dari Pasar Festival menuju halte busway dan saya pun mencoba memutar otak saya tanpa tahu arah dan tujuan dalam mencari travel untuk pulang ke Bandung. Saat berada di dalam halte saya melihat beberapa rute yang dilalui busway untuk menemukan tempat travel yang berada di dekat halte busway. Saya jadi teringat dengan Plaza Atrium atau yang biasa dikenal dengan nama Atrium Senen saat melihat halte Senen. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju koridor busway yang belum pernah saya lalui dan saya ketahui. Saya pun bertanya-tanya pada kondektur yang ada mengenai tujuan saya yaitu halte Senen. Dari kondektur tersebut saya diberitahu bahwa saya harus menaiki busway yang menuju kea rah Jakarta Utara (Ancol). Perjalanan saya kali ini tidak dilanda kemacetan karena belum waktunya jam pulang kantor :P. Setibanya di Atrium Senen saya langsung menuju tempat travel yang berada di dalam mall Atrium Senen. Alhamdulillah, travel Daytrans yang berada di tempat tersebut masih memiliki slot kosong untuk perjalanan ke Bandung pada hari itu juga. Di tengah perjalanan menuju Bandung, travel yang saya tunggangi sempat berhenti sejenak untuk beristirahat di rest area tol sebelum masuk ke kawasan Cipularang. Saya turun dari kuda besi merah untuk membeli makanan dan minuman untuk menghilangkan rasa kantuk. Saat masuk ke salah satu minimarket yang ada, saya pun bertemu dengan teman saya yang bernama Ferri Yohannes. Ternyata dia juga sedang mengikuti tes salah satu perusahaan gas yang diadakan di Universitas Trisakti. Dia pun sedang dalam perjalanan pulang menuju Bandung menggunakan travel Daytrans yang kebetulan sedang berhenti juga untuk beristirahat. Sebuah pengalaman pertemuan yang tidak terduga. Dunia ini ternyata hanya selebar daun kelor :P.

Atrium Senen / Plaza Atrium yang dilalui jalur Busway
CONT~ (menuju Part 3)

Kamis, 24 Januari 2013

-Petualangan Kecil di Ibukota Megapolitan (Part 1)-




Sudah jenuh membaca seabreg tulisan-tulisan pengalaman tes yang saya lakukan? Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya di luar tes, yaitu saat melakukan petualangan di Jakarta selamMa mengikuti tes rekrutmen. Ada beberapa tes perusahaan yang saya lakukan, diantaranya yaitu untuk perusahaan Medco, Saipem, dan terakhir Rekind. Sudah beberapa kali saya mondar mandir Bandung-Jakarta dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh tempat tes yang saya ikuti kebanyakan kantor pusatnya berada di Jakarta. Pertama kalinya saya datang ke Jakarta untuk menghadiri prosesi interview user di PT. Medco.

Sehari sebelum tes saya menginap di tempat saudara pacar saya yang terletak di daerah Pondok Kopi - Jakarta Timur karena saya mendapat giliran interview di saat jam masuk kantor yaitu pada pukul 07.30. Subuh-subuh saya bangun dan langsung mandi serta bersiap-siap untuk pergi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saya berangkat sekitar jam setengah enam lewat dengan ikut menumpang mobil om pacar saya yang akan berangkat kerja. Saya pun diturunkan di suatu daerah yang belum pernah saya injakkan kaki saya di sana. Dengan sedikit info yang saya peroleh akhirnya saya naik angkutan umum dan turun di daerah Komdak. Dari sana saya bertanya pada orang sekitar mengenai kawasan SCBD yang ternyata untuk mencapai kawasan tersebut saya harus berjalan lagi beberapa ratus meter. Berhubung hobi saya adalah jalan kaki dan pada saat itu jam masih menunjukkan pukul 6 lewat akhirnya saya mencoba mencari daerah SCBD dengan menggunakan kedua kaki saya. Hingga akhirnya saya menemukan tulisan "kawasan SCBD" yang cukup besar dan mengira bahwa saya sudah 99% menuju tujuan akhir saya. Saat itu saya berada tepat di depan gedung Pacific Place dan kebetulan terdapat petugas keamanan dan parkir di depan sana. Saya pun bertanya pada beberapa orang disana mengenai gedung "The Energy" yang ternyata jawabannya bervariasi dari yang tidak tahu, ragu-ragu hingga yang tahu lokasinya. Ternyata jalan yang saya tempuh salah arah. Saya harus memutari luar gedung Pacific Place yang sangat luas hingga ke bagian lain yang masih dalam kawasan SCBD. Selanjutnya saya bertanya kembali pada orang sekitar dan akhirnya ada orang yang menunjukkan gedung "The Energy" dan memberitahukan tampilan fisik gedung tersebut.

Gedung "The Energy" - gedung tinggi berwarna biru dengan bagian ujung gedung lancip

Walaupun berjalan kaki, pada akhirnya saya tiba di gedung tersebut pada jam 7 kurang. Masih ada waktu untuk beristirahat sebentar setelah berjalan cukup jauuuh :P. Setelah itu saya pergi ke ruang tes menggunakan lift. Selesai tes saya pulang ke rumah om pacar saya dengan menggunakan bus bergambar Elang Bondol yang mencengkeram tiga buah salak condet dan bertuliskan Trans Jakarta atau yang lebih dikenal masayarakat dengan sebutan busway. Dan ternyata kantor Medco tersebut cukup dekat dari halte busway Gelora Bung Karno (GBK). Berhubung ini pertama kalinya saya naik busway dan saya memiliki banyak waktu kosong karena saat itu masih pagi-pagi (tidak) buta maka saya berniat untuk pulang tidak tergesa-gesa dan ingin merasakan sedikit petualangan dengan moda transportasi umum yang memiliki lajur khusus di jalan ibukota. Maka dimulailah kisah petualangan kecil saya di kota Metropolitan.

Bus Transjakarta yang dikenal dengan sebutan Busway



Berhubung saya tidak tahu arah dan jalan di kota metropolitan ini, maka saya bertanya kepada kondektur busway mengenai arah ke halte Perumnas Klender. Ternyata kondektur pertama yang saya tanya tadi tidak tahu dimana halte itu dan menyarankan saya untuk transit di halte berikutnya yaitu di halte Dukuh Atas. Karena waktu masih pagi maka saya mendapat busway yang cukup sepi sehingga masih bisa mendapatkan tempat untuk duduk sehingga saya bisa duduk dengan nyaman dan tentram berkeliling kota Jakarta sekaligus melihat pemandangan kota Jakarta di pagi hari yang bisa dibilang tidak terlalu macet. Pertama kali pula saya melihat bundaran Hotel Indonesia (HI) secara langsung karena busway yang saya tunggangi melewatinya (harap maklum kalau saya orang udik :P).

Bundaran Hotel Indonesia

Setelah melewati bundaran HI busway tadi memutar arah dan kembali melewati bundaran HI menuju halte tempat saya naik busway di tempat transit sebelumnya. Lalu perjalanan pun berlanjut dari satu halte menuju halte berikutnya hingga bergonta-ganti busway di beberapa halte transit dengan selalu bertanya-tanya pada petugas busway di tiap halte agar tidak tersasar ke arah yang antah berantah. Busway terakhir yang saya tunggangi yaitu bus dengan rute Kampung Melayu - Pulo Gebang. Berhubung masih ada waktu luang, saya tidak langsung turun di halte tujuan saya di Perumnas Klender. Saya mencoba melanjutkan petualangan saya hingga ke ujung dunia (:P), maksudnya halte terujung yaitu Halte Pulogebang. Karena semua penumpang telah turun di satu halte sebelum pemberhentian terakhir yaitu di halte Walikota Jakarta Timur dan supir busway pun turun untuk beristirahat disana, maka saya urungkan niat saya ke Pulo Gebang. Lalu sayapun kembali masuk ke dalam busway lain yang sedang ngetem di halte tersebut menuju arah sebaliknya untuk pulang ke daerah halte Perumnas Klender.

CONT~ (menuju Part 2)