Ramuan

Translate

Jumat, 31 Agustus 2012

Personal Development: Memilih Karier yang Tepat

Masih dengan buku yang sama yaitu "Slam Dunk for Success". Kali ini dengan judul tulisan "Memilih Karier yang Tepat". Mungkin sebagian orang (termasuk saya) masih banyak yang bingung dengan pekerjaan dan karier mereka masing-masing. Bahasan kali ini mungkin dapat memberikan gambaran pada para pembaca mengenai karier yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.
Apa arti sebuah reuni bagi Anda? Sekadar pertemuan kangen-kangenan dengan rekan lama, atau menunjukkan kepada teman lama bagaimana perkembangan diri Anda sekarang, atau mengagumi bagaimana hebatnya perkembangan teman lama Anda, atau mungkin juga kesempatan untuk mencari networking bisnis dengan sesama alumni yang lain. Kira-kira itulah keadaan yang terjadi dalam reuni kampus saya beberapa waktu yang lalu di Pasar Festival Kuningan, Jakarta. Reuni yang kecil namun cukup "luar biasa", karena tentunya tidak mudah mengumpulkan seratusan alumni di Jakarta, sementara kampusnya sendiri terletak di kota lain yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari Jakarta.

Ketika mengingat kembali ke masa kuliah, belajar dan tumbuh di level yang sama, di kampus yang sama, dengan dosen yang sama, namun sekian tahun kemudian ada yang sudah menduduki posisi puncak sebuah perusahaan, ada yang sudah menjadi orang terkenal, ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada yang baru saja pindah kerja. Apa yang menyebabkan perbedaan karier itu terjadi?

Ada kecenderungan orang untuk bekerja sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. "Karena saya lulusan akuntansi, cari kerjanya ya pasti di bidang keuangan," adalah ucapan yang sering diucapkan oleh siapa pun pada saat memilih karier. Lho, apa yang aneh, bukankah semestinya memang demikian? Jika bidang tersebut memang Anda sukai, teruskan. Namun, yang menjadi persoalan adalah tidak semua orang yang lulus dari jurusan akuntansi, misalnya, berbakat dan menyukai bidang akuntansi. Banyak dari mereka yang dulunya masuk ke jurusan tertentu lebih karena ikut-ikutan teman, atau karena waktu itu belum punya bayangan tentang karier di masa depan. Nah, setelah lulus, mereka merasa "terikat kontrak" dengan ilmu yang dipelajari di bidang tersebut, sehingga "harus" bekerja di bidang tersebut. Sebagian besar orang enggan untuk berpindah ke bidang lain yang mungkin lebih sesuai dengan bakat dan kemampuannya karena berpikir, "Rugi dong, saya kan sudah capek-capek kuliah bidang hukum. Kalau sekarang saya pindah karier ke pemasaran berarti sia-sia saja kuliah empat tahun saya." Benarkah Anda rugi jika berpindah karier ke bidang yang lain daripada yang Anda pelajari?

Jika kita asumsikan bahwa usia pensiun adalah 55 tahun dan usia lulus kuliah adalah 22 tahun, berarti masa produktif kerja kita adalah 33 tahun. Dengan mengutip pernyataan tersebut bahwa kita rugi empat tahun kuliah jika berpindah jalur, sebenarnya kita rugi lebih besar jika tetap berada di jalur yang sama, karena selama 33 tahun harus bekerja di bidang yang tidak kita sukai. Namun, banyak orang yang tidak menyadari hal ini, dan terus bekerja sekian lama di bidang tersebut. Andai pun di tengah karier mereka berpindah perusahaan, mereka akan tetap di bidang yang sama.

Hal lain yang tampak antara mereka yang berada di jalur karier yang tepat dengan yang di jalur karier yang salah adalah cara mereka berbicara tentang karier mereka. Orang yang sukses akan banyak bicara positif tentang pekerjaan mereka, tentang karier mereka dan bagaimana perjuangan mereka untuk mencapai posisi tersebut. Orang yang biasa-biasa saja dan berada di jalur yang salah akan banyak mengkritik tentang perusahaannya, tentang betapa pelitnya perusahaan mereka, bos yang sok tahu, dan sebagainya. ORANG YANG BEKERJA DI JALUR YANG TEPAT AKAN BEKERJA DENGAN TENAGA, HATI, DAN JIWA, SEDANGKAN MEREKA YANG BEKERJA DI JALUR YANG SALAH AKAN BEKERJA DENGAN TENAGA, KRITIK, DAN KETERPAKSAAN.

Orang-orang sukses adalah mereka yang telah memilih jalur yang tepat dalam kariernya. Mungkin pada awalnya mereka berpindah-pindah karier dan mencoba-coba mana yang pas. Begitu mereka menemukannya, mereka akan fokus di bidang tersebut. Mereka menyukai pekerjaan mereka sebagai hobi, bukan karena suatu keterpaksaan. Oleh karena hobi, maka mereka menjalani karier mereka dengan sepenuh hati dan menikmati prosesnya, dan pikiran mereka selalu dipenuhi dengan inspirasi-inspirasi yang positif, yang terus menerus mendorong mereka untuk menuju ke puncak. Apa jadinya jika mereka berada di jalur yang salah, misalnya Bill Gates menjadi seorang penyanyi, George Soros menjadi seorang arsitek, atau Mariah Carey menjadi seorang akuntan? Akankan mereka sesukses sekarang? Mungkin mereka akan survive, tetapi sulit membayangkan ketiga orang tersebut bisa sesukses di bidangnya masing-masing seperti sekarang.
Bagaimana dengan Anda hari ini, sudah berapa tahunkah dari 33 tahun produktif yang telah Anda lewati? Bagaimana Anda mau menjalani sisa tahun tersebut, dengan suatu pekerjaan yang menantang dan menyenangkan, atau dengan sungut-sungut dan keterpaksaan? Berpindah jalur karier ke tempat yang Anda sukai hanyalah suatu pilihan. Lakukan pilihan tersebut dan hidup Anda selanjutnya akan lebih bernilai.

Sukses untuk Anda!
Komentar saya:
Masalah karir ini sangat penting bagi masa depan kita. Karir kita harus disesuaikan dengan minat dan kemampuan kita dalam bidang yang ingin kita geluti. Jangan sampai kita terjebak dalam bidang karir yang tidak kita sukai. Di bidang apa pun kita berkarier, kita harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh walaupun karier yang kita kerjakan tidak kita sukai. Jika kita tidak suka dengan karier yang telah kita peroleh kita bisa pindah ke bidang yang lain dengan cara terhormat, yaitu dengan tidak meninggalkan nama buruk kita di tempat karier kita yang lama. Caranya seperti yang saya bilang sebelumnya, yaitu dengan mengerjakan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh hingga seluruh tugas kita selesai barulah kita bisa pindah ke bidang karier lain yang kita inginkan.
Saya sendiri masih bingung dengan karier saya sendiri. Walaupun saya pernah memperoleh ilmu di bidang teknik mesin, saya ingin memiliki karier di bidang lain. Saya ingin meniti karier di bidang manajemen. Untuk tahap awal saya ingin mencoba untuk bekerja di suatu perusahaan dan ingin meniti karier hingga menjadi top manajemen. Jika tidak berhasil menjadi top manajemen di suatu perusahaan, saya akan keluar dari perusahaan tersebut dan ingin memulai mempelajari ilmu manajemen sendiri serta mulai mencoba membuka usaha. Salah satu impian saya adalah menjadi seorang entrepreneur dan memiliki perusahaan sendiri walaupun itu perusahaan skala kecil. Karena sebagai seorang entrepreneur kita memiliki lebih banyak kebebasan dan tidak terkekang oleh atasan maupun aturan-aturan yang dibuat oleh perusahaan tempat kita bekerja. Selain itu juga kita bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Semoga saja impian saya ini dapat terkabul. Amin. :)

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar